Depok-Program studi Bisnis Kreatif, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), menyelenggarakan kuliah umum bertemakan “Adapting to Thrive: Blue Bird Group’s Strategy in Society 5.0” pada Kamis (05/09/2024). Hadir sebagai narasumber, Dr. (H.C). Noni Purnomo, B.Eng., MBA., President of the Board of Commissioners of Blue Bird Group Holding and Former CEO. Kuliah umum tersebut bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai strategi kreatif, inovatif, dan berkelanjutan yang diterapkan pada Blue Bird Group dalam mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam industri transportasi di Indonesia pada era Society 5.0.
Pada kesempatan tersebut, Noni menyampaikan sejarah berdirinya PT Blue Bird Group Tbk. hingga konsistensinya berdiri sampai sekarang. Noni mngatakan, “Integritas menjadi pokok utama dalam penanaman nilai di Blue Bird. Sebagai salah satu bisnis di bidang jasa, kami berfokus pada service excellence yang mengutamakan pelanggan, kualitas, keunggulan, dan sumber daya. Terakhir, growth mindset juga menjadikan Blue Bird tetap tangkas, tabah, bekerja keras, dan inovatif.”
(Foto: Noni menjelaskan strategi yang dilakukan Blue Bird sebagai industri jasa pelayanan transportasi di Indonesia)
Sejak awal berdiri, Blue Bird telah berusaha untuk menjadi pelopor dalam memberikan tingkat standar baru pada bidang transportasi. Pada 1972-1980, Blue Bird telah memiliki keunggulan dalam hal layanan dan teknologi dengan menjadi taksi pertama yang menggunakan sistem tarif berdasarkan argometer, memiliki call center, peresmian pool pertama di Kemayoran, taksi pertama yang menggunakan AC, dan penambahan layanan bus untuk antar jemput siswa di sekolah Jakarta Intercultural School. Pada tahun 1990-2007, meluncurkan taksi eksekutif, yang dikenal dengan taksi Silver Bird, mengenalkan sistem komputer untuk pelayanan call center dan meresmikan taksi eksekutif pertama di Indonesia menggunakan Mercedez Benz.
Di tengah meningkatnya industri transportasi online, Blue Bird berkolaborasi dengan Go-Jek untuk memperluas pilihan pelayanan bagi pelanggan pada 2017. Kemudian, Blue Bird juga mencetak sejarah di bidang transportasi Indonesia dengan meresmikan armada baru untuk layanan Blue Bird dan Silver Bird dengan tenaga listrik pada 2019.
Tantangan baru terjadi saat pandemi Covid-19 pada 2020 yang mengakibatkan penurunan revenue sebesar 75%. “Beberapa langkah strategis yang kami lakukan saat pandemi adalah sistem B2B dengan meluncurkan layanan pengantaran barang dan berkolaborasi dengan perusahaan logistik dan rumah sakit, di mana terdapat banyak tenaga medis yang aktif. Selain itu, kami juga mengurangi stok suku cadang dan layanan reguler yang kurang dibutuhkan, tetapi tetap menjaga jumlah tenaga kerja tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja,” jelas Noni.
(Foto: Foto bersama Noni dengan peserta kuliah umum)
Pada 2022 hingga sekarang, Blue Bird terus berkembang dengan strategi 3M, yaitu Multi-Channel, Multi-Payment, dan Multi-Product. Strategi 3M tersebut terletak pada lima pilar teknologi yang mendukung dan membangun masa depan Blue Bird, seperti location intelligence using IoT, mobility app, big data analytics, AI technology, serta data security.
Deni Danial Kesa, Ph.D, Wakil Direktur Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, mengatakan bahwa mahasiswa dapat menyerap ilmu yang diberikan. “Strategi dan langkah yang dilakukan Blue Bird dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi mahasiswa, khususnya yang ingin membangun sebuah perusahaan. Misalnya, adaptasi teknologi dalam meningkatkan pemasaran yang dapat dilakukan seiring berkembangnya zaman. Saya yakin ilmu ini akan menjadi bekal yang konkret dan bermanfaat di kemudian hari,” tutup Deni.